Sabtu, 13 Maret 2010

Pendakian Gn. Salak (2211 Mdpl) 2004

Sekilas Gn. Salak

Gunung Salak merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini mempunyai beberapa puncak, di antaranya Puncak Salak I dan Salak II.


Secara administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani KPH Bogor, namun sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, kini bernama Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Jalur pendakian

Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur pendakian. Puncak yang paling sering didaki adalah puncak II dan I. Jalur yang paling ramai adalah melalui Curug Nangka, di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada puncak Salak II.
Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug. Salak I bisa juga dicapai dari Salak II, dan dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus.
Jalur lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder.

Selain itu Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang kita temukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu, beruntung di puncak Gunung ( 2211 Mdpl ) ditemukan kubangan mata air.Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.

Cerita Singkat Pendakian Gn. Salak

Gunung salak merupakan gunung yang boleh dikatakan rendah ketinggiannya hanya 2211 mdpl, namun begitu gunung ini bukan gunung sembarangan sudah banyak kejadian yang tak terduga disana salahsatunya 7 (tujuh) pelajar SMP ada yang tewas disana karena menghirup asap racun yang keluar dikawah tersebut (kawah ratu).

Berdasarkan pengalaman pendakian yang sudah pernah saya rasakan sebelumnya akhirnya saya mengajak beberapa kawan untuk mencoba dan merasakan jalur dan lebatnya hutan yang terdapat digunung salak tersebut. Adapun yang turut andil dalam pendakian ini adalah :
1. Asep (kawan kampus)
2. Benny (kawan kampus)
3. Toto (kawan kampus)
4. Saipul (Garenk)
5. Samsul
6. Misno (Botik)
7. Adi Jaer
8. Saya Sendiri (agustovicx)


Pada tahun 2004 saya lupa tanggal dan Bulannya pendakian menuju puncak Salak pun akan segera dimulai. Eng….ing…eng…..!! Seperti biasa kami tiba dipos pendaftaran sekitar pukul 11.00 wib. Setelah melakukan registrasi dan istirahat sebentar akhirnya kami melakukan pendakian pada pukul 11.30 wib.

Ada dua jalur pilihan waktu itu yang pertama jalur menuju Kawah Ratu dan yang kedua jalur menuju Puncak Salak, kami memeutuskan untuk mengambil jalur kedua yaitu puncak salak. Seiring dentuman suara injakan kaki kami berjalan menyusuri jalan setapak yang disebelah kanan dan kiri kami dihiasi pohon dan semak belukar yang rimbun.

Setelah 2 atau 3 jam kami berjalan ada seorang pemuda umurnya sekitar 22 tahun mengenakan kaos putih dan celana panjang ironisnya lagi pemuda tersebut tidak membawa perlengkapan pendakian dan hanya bertelanjang kaki (nyeker). Akhirnya kami stop pendakian, salah satu kawan saya Asep bertanya kepada pemuda tersebut menggunakan bahasa Sunda. Selidik punya selidik orang itu katanya lapar dan nyasar dari bicaranya pun ngaco seperti orang yang stress. Yaa…. Kami semua tidak tega donk masa orang lapar ditinggal begitu aja.

Kita beri pemuda itu makan, dan diberi bekal secukupnya untuk turun. Lalu kami lanjutkan perjalanan seteguk demi seteguk air dari botol mineral kami habiskan. Dan ternyata pemuda itu masih mengikuti kami dibelakang. Kami sudah membujuknya agar dia mau turun tapi pemuda tersebut malah ngotot minta ikut katanya. Ck…ck…ck… kepala batu juga neh orang. Dalam hati saya “tenda cuma buat delapan orang itu juga ngepress lagipula orang itu baru dikenal satu 30 menit yang lalu hmmm….”

Kita lakukan musyawarah akhirnya diputuskan dintara kami ada yang turun untuk mengantarkan orang ini sampai pos pendaftaran. Dan yang terpilih adalah Asep, Benny dan Toto (sebenarnya seh bukan dipilih, mereka aja yang mau panggilan alam katanya). Mereka akan menyusul kami berlima apabila waktunya memungkinkan.

Dengan anggota yang berkurang menjadi lima orang pendakian masih berlanjut, suara-suara burung dan suara binantang lainnya menemani kami menapaki hutan lebat ini. Sepanjang perjalanan kami tidak mendengar adanya suara gemercik atau pun suara air yang mengalir. Sementara persediaan air dari kami berlima semakin tipis. Apa boleh buat disepanjang jalur yang kami lewati apabila ada bekas telapak kaki/sepatu yang berisi kurang lebih 120ml air kami ambil pelan-pelan dengan sendok.

Tidak terasa waktu berjalan agak lambat tapi kami juga belum mencium adanya tanda-tanda akan mendekati puncak. Kami terus berjalan tepat jam 16.00 terdengar suara petir/gledek dengan tiba-tiba hujan pun turun dengan derasnya. Pasang tenda dalam keadaan basah kuyup dan menggigil kami terus berusaha agar tenda ini bisa berdiri.

Tenda sudah berdiri kami istirahat dan makan dengan diiringi sura tenda yang terkena air hujan. Kengerian belum berakhir pada malam hari jam 20.15 wib hening, gelap tanpa suara tiba-tiba “kreeekeeek….kdebuuuugh” pohon besar tumbang tepat dibelakang tenda kami berlima. Astaghfirullohaladziim…… untung saja pohon besar itu tidak menimpa kami berlima terima kasih ya Alloh…!!

Hujan masih mengguyur tenda segala macam perabotan dapur seperti rantang, piring, mangkuk kami keluarkan semua untuk menampung air hujan. Lumayanlah untuk perbekalan besok pagi. Mata ini pun belum mau menutup akhirnya kami isi dengan obrolan-obrolan ringan. Tiba-tiba tanah/bumi ini bergerak seperti gempa serentak kami berlima menyebut Astagfirulloh…. Dan salah satu teman saya sampai membaca Ayat Kursi. Entah terjadi dimana gempa itu yang jelas getarannya sangat kencang dan membuat kami terkaget-kaget untuk kedua kalinya. Subhanalloh….!!
Setelah kejadian itu akhirny Kami semua beristirahat dan tidur untuk persiapan melakukan perjalanan menuju puncak salak.

Pagi pun telah tiba cuaca pun cerah disambut dengan kabut tipis, lumayan semalam saya mimpi indah karena suasana dalam tenda terasa begitu hangat. Siap-siap sarapan perjalanan akan dimulai lagi, kami mulai lagi pendakian pada pukul 09.15 wib. Menapaki jalur tanah yang semakin becek akibat hujan semalam tidak mengurungkan niat kami untuk sampai puncak. Sepanjang perjalanan kami tidak menemukan adanya pos atau tempat istirahat untuk membuka tenda. Setiap akan istirahat tempat yang kita pakai adalah jalur setapak para pendaki sehingga cukup membuat kami lelah.

Setelah 4 jam kami berjalan akhirnya tiba dipuncak salak I (satu) yang merupakan puncak tertinggi digunung ini 2211 mdpl. Kondisi diatas puncak salak sangat beda dengan puncak gunung yang lain seperti gunung gede atau gunung ciremai. Karna dipuncak gunung ini masih terdapat pohon besar kurang lebih 10-12 meter, dan juga terdapat makam/kuburan. Dipuncak ini tanahnya sangat lapang biasanya dijadikan tempat istirahat untuk para pendaki.
Setelah foto-foto dan makan siang akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan turun, yang pasti kami tidak melewati jalur itu lagi. Kami putuskan untuk mencoba jalur bogor.
Cukup disini saja pengalaman yang saya ceritakan, sebenarnya dalam perjalanan turun masih banyak kejadian yang menegangkan. Yang pasti seh kaki Saya keram lagi yang ini lebih parah masa kaki kanan keram kaki kiri ikut-ikutan. Hahahaha........!!



1 komentar: